Tanjung Jabung Barat – Ketua Senkom Mitra Polri Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) H. Suwardi, bersama pengurus harian harus berjuang melintasi banjir sepanjang 2 kilometer di Jalan Betara 10 untuk menuju pusat kabupaten.
Rencananya, mereka akan melakukan pengecekan Pos Pelayanan Ops Ketupat 2025 di Pelabuhan Roro, wilayah hukum Polres Tanjabbar. Perjalanan yang seharusnya lancar ini terhambat akibat genangan air setinggi 1 meter yang membanjiri jalan tersebut.
Saat melintasi genangan banjir, Suwardi menyaksikan langsung kesulitan yang dialami warga Tanjabbar, khususnya dari wilayah Ulu. Para pengendara motor terpaksa mengeluarkan biaya tambahan sebesar Rp 20.000 untuk menggunakan jasa truk sebagai ojek motor.
"Kondisi ini sangat menyulitkan warga, terutama mereka yang harus menuju pusat kabupaten untuk urusan penting," ujar Suwardi.
Jalan Betara 10 merupakan jalur alternatif terdekat yang menghubungkan wilayah Ulu dengan pusat kabupaten. Jika memilih rute lain, seperti melalui Simpang Abadi, warga harus menempuh jarak tambahan sejauh 30 kilometer. "Lebih baik bayar Rp 20.000 untuk ojek truk daripada mutar jauh dan menghabiskan waktu," kata Ahmad, salah seorang warga, yang ditemui di lokasi.
Pengemudi truk yang menyediakan jasa ojek motor pun mengaku mendapatkan penghasilan tambahan selama musim penghujan ini. "Saya bisa dapat 40-50 motor per hari. Lumayan buat tambahan biaya hidup," kata fulan, salah seorang pengemudi truk. Namun, ia juga mengingatkan warga untuk tetap berhati-hati karena kondisi jalan yang licin dan berbahaya.
Pemerintah setempat diharapkan dapat segera menangani masalah banjir di Jalan Betara 10 agar tidak lagi menyulitkan masyarakat. "Kami berharap ada solusi jangka panjang agar jalan ini tidak selalu tergenang saat musim hujan," tutur H. Suwardi.
Sementara itu, warga Tanjabbar tetap berusaha bertahan dengan kondisi yang ada, memilih cara terbaik untuk mencapai tujuan mereka meskipun harus mengeluarkan biaya ekstra.(Dul/wnt).